BBKSDA Sulsel Gelar Sosialisasi dan Evaluasi SMART Patrol Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD) di Maros, dorong Kolaborasi Perlindungan TNGD

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan menggelar kegiatan Sosialisasi dan Evaluasi Pelaksanaan SMART Patrol pada 19–20 Mei 2025 di Grand Town Hotel, Kabupaten Maros. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat perlindungan kawasan TNGD melalui pendekatan pemantauan berbasis SMART (Spatial Monitoring and Reporting Tool) .

BBKSDA Sulsel Gelar Sosialisasi dan Evaluasi SMART Patrol Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD) di Maros, dorong Kolaborasi Perlindungan TNGD

Maros – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan menggelar kegiatan Sosialisasi dan Evaluasi Pelaksanaan SMART Patrol pada 19–20 Mei 2025 di Grand Town Hotel, Kabupaten Maros. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat perlindungan kawasan TNGD melalui pendekatan pemantauan berbasis SMART (Spatial Monitoring and Reporting Tool) .

Acara dihadiri oleh berbagai pihak mulai dari instansi pemerintah, akademisi, hingga organisasi masyarakat , di antaranya, Dinas Pariwisata dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Mamasa, Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Sulawesi Barat, Camat dari desa-desa penyangga TNGD, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) wilayah Mamasa dan Bonehau-Kalumpang, serta konsultan dan tenaga teknis Forest Programme IV (FP IV).

Acara yang dibuka oleh Kepala BBKSDA Sulsel ini, menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain:

Nurhidayat Abbas, Tenaga Teknis FP IV BBKSDA Sulsel yang memaparkan hasil kegiatan SMART Patrol tahun 2024.

Prof. Dr. Ir. Kaimuddin, M.Si., IPM, Dekan Fakultas Pertanian dan Kehutanan UNSULBAR yang mengangkat perspektif ekologi dan tantangan konservasi satwa kunci TNGD seperti anoa, rangkong, dan monyet.

Yulius Paonganan, S.Sos dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa yang membahas potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK).

Ibrahim Paotonan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Mamasa yang mempresentasikan pengembangan wisata berbasis alam di kawasan TNGD.

Diskusi dipandu oleh Ketua Klik Hijau sebagai moderator, yang juga menekankan pentingnya peran media dan masyarakat sipil dalam mendukung konservasi.

Dari diskusi selama dua hari tersebut, sejumlah poin penting berhasil didapatkan, antara lain:

1. Pelibatan aktif stakeholder dalam pelaksanaan SMART Patrol dan upaya perlindungan kawasan sangat dibutuhkan.

2. Visi dan misi bersama antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat menjadi pondasi penting untuk melestarikan keanekaragaman hayati TNGD.

3. Penguatan regulasi dan kebijakan diperlukan untuk memitigasi dampak negatif pengembangan wisata di kawasan konservasi.

4. Pemberdayaan masyarakat desa penyangga harus dirancang secara kolaboratif guna meningkatkan kesejahteraan tanpa merusak lingkungan.

5. Kolaborasi lintas sektor, khususnya antara pemerintah daerah dan kampus, dipandang strategis untuk memperkuat program konservasi.

Untuk memperkuat hasil kegiatan, beberapa langkah konkret ke depan:

1. Analisis dan validasi data SMART Patrol untuk disinkronkan dengan kondisi riil di lapangan.

2. Penyusunan modul atau buku panduan pelaksanaan SMART Patrol.

3. Sosialisasi berkelanjutan kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.

4. Pelibatan sektor pendidikan dalam upaya literasi lingkungan dan konservasi.

Melalui kegiatan ini, BBKSDA Sulsel berharap akan tercipta sinergi yang kuat dan berkelanjutan dalam perlindungan kawasan konservasi, khususnya TNGD yang menjadi rumah bagi banyak spesies penting dan endemik.